Bermula
saat VOC membangun pos pertahanan di tepi kali Semarang atau kali Jurnatan, selanjutnya Semarang
terus berkembang menjadi satu kota besar seperti yang kita kenal sekarang ini.
Baiklah kita mulai saja ya diawali dengan jembatan Mberok.
Dari
menara syahbandar, obyek
yang paling mudah dilihat adalah struktur berupa jembatan yang kini dinamakan Mberok berdiri
di atas Kali Semarang. Jembatan ini merupakan penghubung utama antara Jl.
Pemuda dan JI. Mpu Tantular. Generasi awal jembatan ini adalah jenis ophaalbrug
yang dibangun pada tahun 1705. Karena jembatan saat itu masih jenis angkat maka
Kali Semarang bisa disusuri oleh kapal layar hingga agak ke hulu.
Pada
saat itu, di lokasi Kota Lama Semarang yang disebut juga OUDSTADT berdiri
benteng berbentuk segi lima, dinamai Benteng VIJHOEK dan salah satu pintu
gerbang benteng ini adalah yang mengarah ke Jembatan Berok yang waktu itu
bernama DEZUIDER PORT. Jadi Jembatan Mberok yang masih jenis ophaalbrug atau jembatan
angkat bersama dengan bastion serta tembok benteng pernah menjadi bagian sistem
pertahanan kota benteng Semarang.
Pada
tahun 1824 dengan dibongkarnya tembok benteng VIJHOEK, jembatan ini jadi
memiliki arti yang penting. Pada tahun 1890 atau setelah beroperasi sekitar 185
tahun jembatan angkat ini direnovasi total menjadi jembatan besi namun hal ini
berakibat Kali Semarang hanya bisa dilayari mentok hingga Jembatan Mberok
artinya jembatan ini memiliki fungsi lain yaitu menjadi portal.
Pada
tahun 1910 jembatan Mberok diperbaiki dengan diberi lampu penerangan. Perbaikan
besar terakhir dilaksanakan pada tahun 1980 dimana struktur Jembatan Mberok
berubah menjadi jembatan beton. Dinamai jembatan "mBEROK" karena
orang pribumi tidak bisa melavalkan kata "BRUG” yang dalam bahasa
Belanda berarti jembatan.
Di sekitar area jembatan
terdapat uitkijk. Uitkijk adalah bangunan berbentuk
menara dengan tinggi tertentu yang berguna untuk mengatur pergerakan kapal di
area kade Kali Semarang yang ada di bawahnya. Dengan demikian pandangan petugas
yang ada di ruang paling atas uitkijk harus bisa mengkaver suasana di
sekitar pelabuhan. Berbeda dengan mercusuar, uitkijk tidak dilengkapi
dengan lampu sorot. Dengan demikian operator uitkijk hanya bisa bekerja saat
ada sinar matahari. Uitkijk Semarang yang disebut Menara Sleko ini dibangun
pada tahun 1825 yang berfungsi sebagi menara Syahbandar.
Uitkijk
di kota Semarang berdiri dekat dengan jembatan Berok karena sebelum adanya
pelabuhan Tanjung Mas, pelabuhan di kota Semarang berpusat dikawasan Jembatan
Berok ini. Maka tak heran jika di kawasan jembatan ini banyak pergudangan,
bank, kantor perdagangan dan lain-lain. Selain itu tak jauh dari uitkijk masih
di tepi Kali Semarang tersedia area penumpukan barang serta berdirinya satu
unit mesin pengangkat (crane) untuk membantu bongkar muat dari kapal ke kade
sebaliknya.
Di masa lalu Jembatan Mberok
juga dapat dikatakan menjadi simbol pembatas antara golongan bumiputera
dan Bangsa Eropa
maupun bangsa lainnya. Karena jembatan ini menjadi pintu gerbang menuju kawasan
elite, jembatan ini dulunya dijaga sangat ketat. Dari seberang jembatan,
orang-orang pribumi hanya bisa melihat kawasan elite Kota Lama tanpa bisa masuk
ke dalamnya. Namun, memasuki tahun 1800-an, pemerintah kolonial membuat
kebijakan baru, yang membuat masyarakat bumiputera dapat memasuki area jembatan
dan berinteraksi dengan orang-orang asing.
Jembatan Berok juga menjadi
simbol keberagaman etnis di Kota Semarang. Dengan terletak di kawasan elit Kota Lama, di dekat Jembatan Berok juga
terdapat banyak pemukiman dari berbagai etnis seperti Pecinan, Kampung Melayu,
Kampung Arab, dan Kampung Jawa. di sebelah barat jembatan ini terdapat Pasar
Johar yang menjadi pusat perdagangan antar golongan masyarakat di Semarang. Tak
jauh dari sini pula terdapat pusat kegiatan agama Islam di antaranya Masjid
Menara dan Masjid Kauman.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus